A. Menganalisis Peluang Usaha
A.1 Peluang dan Resiko
Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha
merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha.
Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya
kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai
suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa,
ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan
(dengan maksud mencari keuntungan) berarti perdagangan, perusahaan.
Istilah wirausaha dikenal dengan istilah
entrepreneur .
Peluang dalam bahasa inggris adalah opportunity yang berarti
kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Inspirasi
merupakan sumber dari peluang.
Inspirasi bisa muncul dari mana saja dan kapan saja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1.1 Faktor Internal, yang berasal dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain:
- Pengetahuan yang dimiliki:
- Pengalaman dari individu itu sendiri;
- Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah:
- Instuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
1.2 Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan
merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain:
- Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
- Kesulitan yang dihadapi sehari-hari;
- Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain;
- Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Resep Dr. D.J Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai berikut:
- Percaya dan yakin usaha bisa dilaksanakan.
- Janganlah hadiri lingkungan yang statis akan melumpuhkan pikiran wirausaha
- Setiap hari bertanya pada diri sendiri “bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik.
- Bertanya dan dengarkanlah
- Perluas pikiran anda
Paul Charlap, mengemukakan 4 unsur yang harus dimiliki agar mencapai sukses:
- Work hard (kerja keras)
- Work smart (Kerja cerdas)
- Enthusiasm (Kegairahan)
- Service (pelayanan)
A.1.1 Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa
- Minat sesorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainnya
- Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun barang/mesin
- Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang sama.
Disamping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut:
- Pengaruh lingkungan sekitar
- Banyak sedikitnya permintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih
- Kecocokan anatara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu
- Banyak sedikitnya pesaing
- Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan
Peluang usaha di bidang jasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara lain seperti berikut ini :
1) Jasa servis
Banyak orang yang ingin mengikuti perkembangan teknologi sehingga
banyak sekali dijumpai alat canggih seperti televisi, VCD, Komputer,
Vacuum cleaner, mesin cuci, sepeda motor, bahkan mobil.
2) Jas Hiburan
Untuk mengurangi ketegangan pikiran karena kesibukan kerja, contoh bioskop, diskotik dan karokean.
3) Jasa Transportasi
Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil dan sebagainya.
4) Jasa kesehatan
Contoh memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan kecantikan seperti finess, SPA, pijat refleksi dan pengobatan alternative.
5) Jasa yang lain
Contoh jasa penitipan anak, catering, tenaga kebersihan, penulis atau pengetikan karya tulis sebagainya.
Sedangkan pemiliha produk, berupa barang yang dapat menciptakan peluang usaha adalah dengan mempertimbangkan produk-produk yang:
- Mudah dalam pemakaian
- Efisien dalam penggunaan
- Kualitas produk terjamin
- Hemat dalam pemakaian
- Adanya jaminan keamanan dalam pemakaian
A.1.2 Analisis peluang usaha berdasar minat dan daya beli konsumen
Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang
kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa
dilakukan dengan cara:
a) Mengadakan pengamatan langsung ke pasar
b) Melakukan wawancara
c) Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen
Demikian juga untuk mengetahui seberapa besar kekuatan daya beli
konsumen. Kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan
produk kita:
- Apakah mereka dari kalangan atas, menengah, atau bawah?
- Apakah mereka berpenghasilan tinggi, sedang atau rendah?
- Apakah mereka anak-anak, remaja atau dewasa?
- Apakah mereka orang yang tinggal di kota, desa atau pesisir pantai?
A.2 Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
A.2.1 KARAKTERISITIK WIRAUSAHA
Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik wirausaha yaitu:
1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demimasa depan yang lebih baik .
7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
8. Selalu menilai prestasi dengan uang.
Bygrave merumuskan 10 sifat dari wirusaha yang terkenal dengan istilah 10 D
yaitu :
a.
Dream (mimpi)
Seorang wirausaha mempunyai bisi keinginan terhadap masa depan pribadi
dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
b.
Decisiveness (cepat mengambil keputusan)
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat
keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan
mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnis.
c.
Doers (pelaku)
Seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti.
Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak maumenunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya.
d.
Determination (ketetapan hati)
Seorang wirausaha, melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa
tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan
pada kalangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
e.
Dedication (dedikasi)
Seorang wirausaha memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya,
kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara.
Wirausaha di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua
perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan
bisnisnya.
f.
Devotion (kesetiaan)
Seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang
dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang sangat
efektif untuk menjual produknya.
g.
Detail (rincian)
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara
rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat
menghambat kegiatan usahanya.
h.
Destiny (nasib)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau
tergantung kepada orang lain.
i.
Dollars (uang)
Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya
bukan karena masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan
bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas
mendapat laba, bonus, atau hadiah.
j.
Distribute (distribusi)
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada
orang orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau
diajak mencapai sukses dalam bidang bisnisnya.
Faktor Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dalam hidup pada dasarnya merupakan dambaan setiap orang
dan karenanya orang akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Dalam
upaya mencapai keberhasilan tersebut kiranya perlu kita ketahui faktor
apa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan, dari hasil
refleksi dapat dirumuskan bahwa secara umum keberhasilan dan kegagalan
akan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
- Pola pikir atau cara pandang terhadap usaha atau pekerjaan yang dijalankan (positif atau negatif).
- Keinginan untuk maju / mencapai yang lebih
- Kontrol terhadap pengeluaran
- Manajemen waktu (disiplin waktu)
- Refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan maupun kebiasaan
Apabila faktor-faktor diatas menunjukkan sisi positif, maka
kemungkinan berhasil akan tinggi sedangkan apabila menunjukkan sisi
negatif, maka akan berpotensi terjadi kegagalan.
Dalam konteks wirausaha, kiranya perlu juga kita ketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam usaha. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
Faktor Keberhasilan usaha
- Kemampuan dalam membuat keputusan
- Keterampilan mengelola usaha
- Pengetahuhan tentang jenis usaha
Faktor Kegagalan usaha :
- Diabaikan oleh pemiliknya
- Kurang keterampilan dan keahlian
- Pengalaman yang tidak seimbang
- Kebijakan pembayaran barang secara kredit dan pengawasan uang yang kurang baik.
- Pengeluaran biaya yang tinggi
- Persediaan dan peralatan yang berlebihan
- Pengawasan persediaan yang buruk
A.2 Pengembangan Ide Kreatif dan Inovatif
B.1 Pengertian Kreatif
Pengertian Kretif Menurut Coleman dan Hamman, berpikir kreatif
adalah berpikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian
baru, perencanaan baru, dan seni baru. Rawsilton menjelaskan berpikir
kreatif dinamakan berpikir divergen atau lateral, yaitu menghubungkan
idea tau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan. Untuk dapat berpikir
kretif dengan baik, diperlukan keberanian dan keyakinan pada diri
sendiri. Inovasi merupakan penerapan secara praktis gagasan yang
kreatif.
B.2 Ciri dan Sifat Berpikir Kreatif
Menurut Denny dan Davis, orang yang mempunyai kreativitas yang tinggi cenderung memiliki cirri-ciri sebaga berikut:
a) Fleksibel, artinya luwes tidak kaku harus menerima ide orang lain.
b) Tidak konvensional artinya tidak lugu, apa adanya.
c) Eksentrik (aneh), memiliki pola piker yang berbeda dari orang lain
d) Bersemangat artinya mempunyai antutias yang tinggi
e) Bebas, tidak mau terikat pada aturan-aturan tertentu.
f) Berpusat pada diri sendiri.
g) Bekerja Keras.
h) Bededikasi artinya mempunyai keteguhan yang tinggi
i) Inteligen memiliki pemikiran yang tinggi.
Berdasarkan analisis Faktor, Guilford menemukan, bahwa ada lima sifat yang menjadi kemampuan berpikir kreatif
a)
Fluency (kelancaran)
Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
b)
Flexibility (Keluwesan)
Kemampuan untuk mengemukakan bermaca-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c)
Orginality (Keaslian)
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise.
d)
Elaboration(Penguraian)
Kemampuan untuk menguraikan sesuatu seraca terinci.
e)
Redefinition (Perumusan Kembali)
Kemampuan untuk menijau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.
B.3 Tahap-tahap Berpikir Kreatif
Dalam berpikir kreatif, terdapat tahap-tahap yang dilalui, mulai dari
persiapan sampai diperoleh hasil pemikiran. Menurut Rawlinson, berpikir
kreatif melewati tahapan sebagai berikut.
a) Tahap Persiapan
Tahap untuk memperoleh fakta tentang persoalan yang akan dipecahkan (pengumpulan informasi atau data)
b) Tahap usaha
Tahap dimana individu menerapkan cara berpikir divergen (menyebar).
Pada tahap ini, diperlukan usaha yang sadar untuk memisahkan produksi
ide dari evaluasi dengan menunda lebih dahulu adanya penilaian terhadap
ide-ide muncul.
c) Tahap Inkubasi
Tahap dimana individu seakan-akan meninggalkan (melepaskan diri) dari
persoalan dan memasukannya kea lam bawah sadar (mengeraminya),
sedangkan kesadarannya memikirkan hal-hal yang lain.
d) Tahap pengertian
Tahapnya diperoleh insight atau yang biasa disebut aha erlibnis. Ciri
Khas dari tahap ini adalah adanya sinar penerangan (Iluminasi) yang
mendadak menyadarkan orang akan ditemukannya jawaban.
e) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, ide-ide yang dihasilkan diperiksa dengan teliti serta
dengan kritis memisahkan ide-ide yang kurang berguna, tidak sesuai
ataupun yang terlalu mahal biayanya bila dilaksanakan.
Berdasarkan penelitian, kreativitas dapat diidentifikasikan menjadi 3 tipe:
- Menciptakan; proses membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
- Memodifikasi: mencari cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan seseuatu menjadi berbeda.
- Mengkombinasikan; menggabungkan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan.
Kreativitas dan Inteligensi mempunyai perbedaan. Orang yang kreatif
belum tentu inteligensinya tinggi, dan sebaliknya. Para peneliti membuat
empat variasi hubungan kretivitas dengan inteligensi, yaitu:
- Kreativitas rendah, inteligensi rendah
- Kreativitas tinggi, inteligensi tinggi
- Kretivitas rendah, inteligensi tinggi
- Kreativitas tinggi, inteligensi rendah
Orang yang kreatif tidak takut dengan semakin sempitnya lapangan
kerja, karena orang kreatif dapat menciptakan lapangan kerja untuk
dirinya sendiri maupun orang lain.
B.4 Pengertian dan Arti Penting Inovasi
Inovasi, yaitu penemuan atau terobosan yang menghasilkan produk baru
yang belum pernah ada sebelumnya atau mengerjakan sebuah produk yang
sudah ada dengan cara yang baru. Seorang Sosiologi, Schumpeter,
menyatakan bahwa Inovasi adalah pembeda antara seorang wirausahawan dan
pengusaha biasa. Inovasi harus dilakukan terus-menerus agar usaha yang
dilakukan menghasilkan keuntungan dan berumur panjang.
B.5 Prinsip-prinsip Inovasi
a. Prinsip keharusan
a) Keharusan menganalisis peluang
b) Keharusan memperluas wawasan
c) keharusan untuk bertindak efektif
d) Keharusan untuk tidak berpikir muluk
b. Prinsip Larangan
a) larangan untuk berlaga pinter
b) Larangan untuk rakus
c) Larangan utuk berpikir terlalu jauh kedepan
c. Mengembangkan cara berpikir inovatif
a) biasakan memiliki mimpi
b) Perkayalah sumber ide
c) Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan
d) Tumbuhkan sikap empati